Sejarah


SEJARAH ATAU ASAL USUL BERDIRINYA DESA KWADUNGAN GUNUNG

 

 

Berdasarkan cerita dari narasumber yaitu sesepuh di Desa Kwadungan Gunung, dari mbah canggah mbah wareng sampai sekarang bahwa dahulu kala ada seseorang yang bernama ABDUL ROHMAN, dama kehidupan sehari-hari beliau tinggal seorang diri, namun seiring waktu berjalan datanglah seorang abdi yang bernama SINGLON dan JOGO DIPO.  Karena Simbah Abdul Rohman merupakan orang yang lingweh dan berilmu, maka kedua abdi tersebut diangkat menjadi santrinya. Mengingat kondisi alam pada waktu masih berupa hutan belantara dan masih banyak pohon-pohon besar, maka ketiga orang tersebut berjuang untuk membuka hutan (bubak alas) dan menebang pohon-pohon besar untuk dijadikan tempat tinggalnya. Dan selanjutmya tahun berganti tahun tempat tersebut menjadi sebuah perkampungan. Dalam proses untuk memper luas wilayah bubak alas tersebut, mereka hanya menggunakan sebuah alat yang bernama wadung, yang saat ini alat tersebut dikenal dengan nama kapak.

                Kurang lebih tahun 1836, Simbah Abdul Rohman meninggal dunia, karena untuk perjuangan bubak alas tersebut Simah Abdul Rohman menggunakan alat yang bernama wadung, maka oleh para abdinya beliau dijuluki  Simbah Wadung. Kemudian para abdinya juga memberi nama perkampungan yang diada di situ dengan nama Kwadungan (berasal dari alat yang digunakan untuk bubak alas). Kemudian karena daerah tersebut berada di lereng kedua gunung, yaitu Sindoro dan Sumbing, maka abdinya memberi nama KWADUNGAN GUNUNG. Sesuai dengan meninggalnya Simbah Abdul Rohman atau Simbah Wadung yaitu sekitar tahun 1836, maka Desa Kwadungan Gunung sekarang sudah berumur atau Hari jadi yang ke-194.

                Berdasarkan penuturan para pini sepuh yang sekarang masih hidup, kepemimpinan di Desa Kwadungan Gunung yang pertama dipimpin oleh Ndoro Palang yang bernama Kromorejo. Setelah Kromorejo meninggal dunia maka diganti oleh Kepala Desa yang bernama Atmo Wijoyo. Kemudian untuk kepemimpinan kades selanjutnya yaitu yang ketiga dipimpin oleh Bapak Partorejo dari tahun 1930 sampai dengan tahun 1953. Kemudian untuk tahun keempat dipimpin oleh Bapak Siswandi, yaitu dari tahun 1953 sampai dengan tahun 1963. Tahun kelima dipimpin oleh Bapak Dul Rajak dari tahun 1963 sampai dengan tahun 1975. Kemudian untuk tahun keenam dijabat sementara oleh  Bapak Karnoto, yaitu dari tahun 1975 sampai denga tahun 1976. Selanjutnya untuk tahun 1976 sampai dengan tahun 1989 Desa Kwadungan Gunung dipimpin oleh Bapak Muh Soleh, tahun kedelapan yaitu dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1999 dipimpin oleh Bapak Noto Rukun. Selanjutnya diperiode kepemimpinan yang kesembilan yaitu di tahun 1999 terpilihlah Kepala Desa yang baru yaitu Bapak Agus Susanta, yang pada saat itu memimpin dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2007 yaitu selama delapan tahun. Untuk periode kepemimpinan selanjutnya yaitu yang kesepuluh, Bapak Agus Susanta terpilih kembali untuk memimpin Desa Kwadungan Gunung dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013. Kemudian di tahun 2013 kepemimpinan Desa Kwadungan Gunung dibawah pimpinan Bapak Slamet Gombol sampai dengan tahun 2019. Kemudian pada tanggal 9 Januari 2020 Desa Kwadungan Gunung mengadakan pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya terpilihlah Kepala Desa yang baru yaitu Bapak Agus Susanta yang terpilih kembali dan dipercayakan masyarakat untuk memimpin dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2026.

                Secara Demografi Desa Kwadungan Gunung merupakan salah satu desa di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di Kabupaten Temanggung tepatnya di Kecamatan Kledung. Dapun batas-batas wilayah Desa Kwadungan Gunung sebelah utara adalah Desa Jeketro, sebelah Timur Desa Kwadungan Jurang, sebelah Selatan Desa Kruwisan dan Sebelah Barat berbatasan deangan Desa Tlahap. Secara geografis Desa Kwadungan Gunung terletak pada ketinggian tanah 1.074 Mdpl. Banyaknya curah hujan 1.654 mm/tahun, dan dataran rendah dengan suhu udara rata-rata sekitar 21°C. Luas wilayah Desa Kwadungan Gunung saat ini 147,790 Hektar. Mata pencaharian penduduk Desa Kwadungan Gunung rata-rata adalah sebagai petani atau pekebun, dimana hasil ertanian yang umumnya diperoleh seperti tembakau, kopi, sayur, jagung dan lain-lain.

                Selain sejarah Desa Kwadungan Gunung, salah satu mitos yang ada di Desa Kwadungan Gunung adalah adanya petilasan di bawah pohon beringin di wilayah Genduru. Berdasarkan cerita dari para pini sepuh dan sesepuh Desa Kwadungan, bagi orang yang bisa melihat dunia lain atau dunia yang tidak kasat mata, di tempat tersebut berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Nyai Rantam Sari, dan menurut cerita beliau merupakan jelmaan ular yang sangat besar. Adapun yang sebagai panglimanya adalah Kyai Tunggul Nyowo adalah jelmaan dari Harimau. Untuk melaksanakan tradisi yang sudah dilakukan turun temurun, maka setiap habis panen raya tembakau masyarakat Desa Kwadungan Gunung malkukan tradisi nyadran atau selamatan atau syukuran di tempat tersebut.

                Demikian sejarah dan mitos dari Desa Kwadungan Gunung yang selama ini kita kenal.

               

chat