Sosialisasi dan Demonstrasi Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi Menjadi Eco-Enzyme dan Briket

Kwadungan Krincing, Sabtu 19 Juli 2025 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 331 Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan kegiatan berjudul SiKopi (Sosialisasi dan Demonstrasi Limbah Kulit Kopi) sebagai upaya mengurangi limbah organik dari sektor pertanian dan rumah tangga. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong pemanfaatan bahan dan energi yang lebih ramah lingkungan. Acara dilaksanakan pada Sabtu (19/7) di kediaman Kepala Dusun Kwadungan Krincing, Desa Kwadungan Gunung, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.

 

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan ibu-ibu dari setiap RT di dusun setempat yang mengikuti dengan antusias. Dalam sesi sosialisasi, mahasiswa memperkenalkan dua inovasi pemanfaatan limbah kulit kopi, yakni pengolahan menjadi eco enzyme sebagai cairan serbaguna ramah lingkungan, serta pembuatan briket sebagai alternatif sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga. Melalui program ini, mahasiswa berharap dapat meningkatkan kesadaran dan keterampilan warga dalam mengelola limbah menjadi produk yang berguna dan berkelanjutan.

 

Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan limbah organik secara berkelanjutan. Pemanfaatan limbah kulit kopi ini tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga berpotensi memberikan nilai ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Hal ini selaras dengan poin-poin dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim). 

 

Eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah, sayuran, dan limbah kulit kopi yang memiliki berbagai manfaat, mulai dari pembersih alami, pengusir serangga, penghilang bau, hingga pupuk cair dan pestisida organik. Kandungan utama dalam eco enzyme antara lain asam asetat (CH3COOH) yang bersifat antibakteri, serta enzim seperti lipase, tripsin, dan amilase yang efektif menghambat pertumbuhan mikroba. Proses fermentasi juga menghasilkan senyawa nitrat dan karbonat yang berguna sebagai nutrisi tanah. Selain manfaatnya yang luas, proses pembuatannya pun tergolong sederhana dan ekonomis, hanya memerlukan bahan-bahan seperti limbah dapur, gula (molase), air bersih, dan EM4 sebagai aktivator mikroba. 

 

Dalam kegiatan ini, mahasiswa memperagakan langsung proses pembuatan eco enzyme menggunakan bahan utama berupa 2 kg limbah kulit kopi basah, 1 kg sisa buah, 1 liter molase, 100 ml EM4, dan 10 liter air, yang difermentasi dalam wadah tertutup selama kurang lebih tiga bulan. Alat yang digunakan pun sederhana seperti corong plastik, pisau, timbangan, gelas ukur, dan wadah kedap udara seperti botol atau ember plastik.

 

Meski proses fermentasinya memerlukan waktu dan dapat menimbulkan bau jika tidak tepat takaran, pemanfaatan eco enzyme diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap produk berbahan kimia yang berpotensi mencemari lingkungan. Sosialisasi ini sekaligus menjadi ajakan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan memulai langkah kecil dari rumah, melalui pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai guna.

 

Briket merupakan salah satu energi alternatif yang dikenal lebih ramah lingkungan (eco-friendly) dan mudah diuraikan (biodegradable), serta menjadi salah satu bahan bakar padat yang terbuat dari arang yang direkatkan menggunakan bahan perekat alami, misalnya tepung kanji, kemudian dipadatkan dan dicetak menjadi bentuk tertentu. Briket kulit kopi dianggap lebih ramah lingkungan karena berasal dari limbah pertanian kopi. Kebutuhan akan akan terutama dari restoran, rumah makan, dan pelaku UMKM lain senantiasa mengalami peningkatan, sehingga pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai bahan baku briket dapat menjadi solusi inovatif yang berdaya guna. 

 

Kulit kopi sebagai bahan dasar pembuatan briket dipilih karena memiliki nilai kalor yang tinggi, kadar air rendah, dan kandungan sulfur yang rendah sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan bakar padat. Sementara itu, penggunaan bahan perekat dari tepung tapioka dipilih karena bahan ini mudah ditemukan, harganya terjangkau, dan dapat menghasilkan tekstur briket yang keras, tidak mudah pecah, dan sifat nyala api yang baik. Briket kulit kopi juga memiliki berbagai manfaat yang tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi masyarakat karena dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru bagi masyarakat dan meningkatkan nilai tambah produk limbah sehingga memiliki nilai jual di pasaran. 

 

Adapun proses pembuatan briket dari limbah kulit kopi cukup sederhana dan dapat dilakukan menggunakan alat rumah tangga, yaitu kompor, timbangan, saringan, mortar dan alu, cetakan, wajan, serta spatula. Sedangkan, bahan yang diperlukan antara lain kulit kopi, tepung tapioka (sekitar 5–15 persen bubuk kulit kopi), dan air. Langkah pembuatan briket kulit kopi ini diawali dengan penjemuran kulit kopi hingga kering, kemudian disangrai hingga warna berubah menjadi kehitaman. Setelah itu, kulit kopi dihaluskan menggunakan mortar dan alu atau mesin penggiling lain dan saring hingga kulit kopi dirasa sudah halus. Selanjutnya buat bahan perekat dengan mencampurkan tepung tapioka dengan air, diaduk hingga merata, dan dimasak hingga menjadi gumpalan. Kemudian, kulit kopi yang telah dihaluskan, di campurkan ke dalam bahan perekat. Uleni hingga merata dan menjadi adonan basah, lalu masukkan ke dalam cetakan dan tekan hingga padat. Briket yang telah dicetak kemudian dijemur hingga kering dan siap digunakan.

 

Antusiasme tinggi masyarakat pada kegiatan ini ditunjukkan oleh berbagai pertanyaan yang diajukan mengenai manfaat eco enzyme untuk pertanian hingga aktivitas rumah tangga, serta mengenai proses pembuatan dan potensi briket kopi sebagai salah satu bahan bakar alternatif. Tanggapan positif dari masyarakat menjadi salah satu indikator yang menunjukkan jika kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, terutama yang memiliki akses terhadap bahan baku dalam kegiatan ini.

 

Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal masyarakat dalam mengelola limbah pertanian, khususnya kulit kopi secara produktif sehingga dapat bermanfaat dan bernilai ekonomi, serta membuka peluang usaha baru bagi masyarakat di Dusun Kwadungan Krincing, Desa Kwadungan Gunung.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat
...
EVENT: Pentas Seni Kesenian Daerah Kuda Lumping

Jenis: Festival Budaya
Waktu: 2025-07-25 20:00:00
Tempat: Dusun Kwadungan Gunung, Desa Kwadungan Gunung
Deskripsi Rundown: ...

Lihat